Senin, 04 Oktober 2010

kisah om marley

KISAH HIDUP BOB MARLEY

BOB MARLEY SERING DICERITAKAN SEBAGAI SEORANG RASTAMAN DENGAN LINTINGAN GANJA DI SELA-SELA GIGINYA, BANYAK MABUK, DAN TAK PEDULI PADA DUNIA. TAPI KENYATAANNYA, DIA PUNYA SENTIMEN KUAT AGAMA DAN POLITIK YANG LAHIR DARI KESADARAN, BAHWA DIRINYA ADALAH SOSOK PENTING YANG BERPENGARUH DALAM DUNIA MUSIK SELAMA 20 TAHUN TERAKHIR.
Bob Marley alias Robert Nesta Marley lahir pada 6 Februarj 1945 di Nine Miles, sebuah desa kecil di St. Ann, Jamaika. Ayahnya adalah seorang kapten marinir Inggris berkulit putih yang bernama Norval Sinclair, sedangkan ibunya adalah perempuan kulit hitam bernama Cedella. Banyak orang yang meramalkan Marley kecil kelak akan menjadi seorang tokoh besar. Ramalan penduduk ini didasarkn pada banyaknya benda-benda langit, meteor, dan bintang yang melesat bersamaan dengan kelahirannya,
Marley kecil hidup dalam kemiskinan bersama ibunya dan tidak pernah merasakan kasih sayang dari sang ayah. Ibunda Marley mendirikan took grosir kecil-kecilan di Nine Miles, Rhoden Hall, dan kemudian pindah ke Trench Town, Kingston. Marley pun lantas menjadi anak yang terbiasa berkerja keras, sepulang dari sekolah Marley membantu ibunya berkerja meski dia akhirnya menyadari potensinya bukan disitu. Di Kingston, kepribadian Marley terbentuk dari didikan lingkungan yang keras. Anak-anak muda biasa menghisap ganja, berkelahi antar geng, juga meminum-minuman keras. Marley menjalani prilaku semacam itu setiap hari, namun dikota ini pula obsesinya terhadap terhadap music sebagai profesi menemukan pelampiasan. Marley memilih belajar music dari Joe Higgs tetangganya di Kingston, Marley banyak mendengarkan musik R&B dan Soul yang kemudian menjadi inspirasi irama Reggae.
Pada tahun 1963 Marley bersama Bunny Livingstone, Peter McIntosh, Junior Braithwaite, Beverly Kelso, dan Cherry Smith membentuk band Ske dan RockSteady bernama The Teenagers, kemudian berubah menjadi The Wailings Wailers. Awalnya mereka bermain di acara-acara kecil dengan bayaran kecil lalu mereka di temukan oleh produser rekaman Coxzone Dodd, Pada tahun 1963 Album perdana mereka dirilis dengan hits berjudul Simmer Down. Pada tahun 1966, Braithwaite, Kelso, dan Smith keluar dari The Wailers, pada tahun ini pula Marley menikahi Rita Anderson. Marley lalu pergi menemui ibunya di Wilmington, Delaware, AS. Disana dia sempat berkerja sebagai asisten di laboraturium Dupont dan bagian suku cadang pabrik mobil Chrysler, waktu itu dia menggunakan nama samara Donald Marley.
Pada April 1966 Marley kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan Haile Selassie I, raja Ethiopia ke Jamaika untuk bertemu dengan para penganut Rastafari. Pada tahun 1967 Marley manjadi anggota gerakan Rastafari dan mulai menggimbalkan rambutnya. Antara tahun 1968 hingga 1972, Marley, Rita, McIntosh, dan Bunny Livingstone merekam ulang beberapa lagu lama mereka bersama JAD Records. Album pertama The Wailers, Catch A Fire, di rilis pada tahun 1973 dan laku keras, tahun berikutnya mereka merilis album Burnin’ yang antar lain berisi lagu-lagu Get Up, Stand Up dan I Shot The Sheriff. Pada tahun 1974 The Wailers pecah, masing-masing personilnya memilih untuk berkarir solo. Marley lalu membentuk band Bob Marley and The Wailers merilis album-album Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976), dan Uprising (1981). Album-album tersebut telah menegaskan Reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
Marley pindah ke Inggris pada tahun 1976, disana dia merekam album Exodus serta Kaya. Pada 5 Desember 1976 Marley tertembak di bagian dada dan lengannya oleh orang-orang tak dikenal di rumahnya, istri, managernya Don Taylor dan seorang wartawan Jamaican Daily juga tertembak. Marley dirawat di rumah sakit, sembuh dan akhirnya tampil dalam festival musik yang sudah direncanakan tersebut. Marley makin meresapi hakikat kemanusiaan ketikadi terpaksa harus mengikuti wajib militer dalam pertautannya di AS, lalu Marley lari dari kewajiban tersebut dan memilih menciptakan karya-karya yang bersinggung dengan Revolusi, Perang, Politik, dan Tragedi kemanusiaan dalam lagu One Love.
Marley telah menghembuskan indahnya perdamaian melalui musik Reggae yang riang. Sayang-nya, pada tahun 1977 Marley divonis terkena penyakit kanker. Dia berusaha menyembunyikan penyakitnya dari publik. Dia kembali ke Jamaika pada tahun 1978 dan merilis album Survival (1979) yang diikuti kesuksesannya tour keliling Eroupa. Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Mendali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya,
Pada 21 September 1980, Bob Marley pingsan ketika jogging di taman Central Park, New York. Kankernya telah menyebar sampai otak, paru-paru, dan lambung. Para dokter yang mengatakan bahwa hidupnya tinggal beberapa minggu lagi. Anehnya, Marley justru terbang ke Pittsburgh dan tampil dalam konser terakhirnya di Stanley Theatre pada 23 September. Dia lalu kembali ke New York untuk dirawat, pada bulan Oktober para dokter menyatakan menyerah. Karena itu Marley menemui seorang dokter eks Nazi yang bernama Josef Issels di Bavaria, Jerman. Di bias membuat Marley betahan hidup untuk beberapa bulan, tapi pada awal Mei dia mengatakan bahwa sang legenda Reggae sudah tak punya harapan.
Pada minggu pagi 11 Mei 1981, Bob Marley meninggal dunia di tengah keluarganya. Kata-kata terakhirnya kepada anak laki-lakinya, Ziggy adalah “Uang tak bisa membeli kehidupan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar